Aldika Restu Pramuli

Aldika Restu Pramuli

ALhamdulillah Di hari merdeKa, adalah kepanjangan dari nama perempuan yang lahir lahir tepat di saat bangsa besar ini merayakan hari besarnya yang ke 42 tahun, 17 Agustus 1987. Aldika Restu Pramuli besar di sebuah kota kecil tepat di ujung barat Bogor, Jasinga. Ia dibesarkan oleh dua orang pahlawan penuh jasa (guru) yang tak lain adalah orang tua yang disayanginya, Edi Mulyadi dan Eri Herawati.

Perempuan yang kini tengah duduk di bangku kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) program studi bahasa dan sastra Indonesia ini mengenyam pendidikan dasar kampung kecilnya. TK Aisyiyah Bustanul Athfal, SD Negeri 2 Jasinga, SMP Negeri 2 Jasinga, dan SMA Negeri 1 Jasinga.

Putri pertama dari empat bersaudara ini senang menulis sejak kecil. Mulai dari membuat cerpen, puisi, hingga tulisan-tulisan motivator bagi rekan-rekannya. Pekerjaan pertama selama hidupnya adalah, “jasa perangkai kata”. Dari “jasa perangkai kata” itu, ia memeroleh imbalan berupa jajanan, mulai dari mie ayam, bakso, hingga cilok, dari costumernya, yang tak lain adalah sahabat-sahabatnya sendiri. Hingga kini, ia masih gemar menulis puisi, cerpen, naskah drama, naskah film, dan berharap suatu saat tulisannya akan bermanfaat.

Hobi yang dimilikinya, sebenarnya adalah hobi turunan dari sang Ayah, “Angkag Ingkig”, tak pernah mau diam. Mulai dari Pramuka, OSIS, Paskibra, Mading, serta kegiatan lainnya selalu diikutinya. Kecintaan akan berorganisasi itulah, yang kini membuatnya tetap bertahan sebagai pemimpin redaksi ISOLA POS, surat kabar mahasiswa UPI. Karena hidup tanpa beraktifitas adalah hidup yang mati.

Atas segala aktivitasnya itulah, sejak kecil prestasinya berjibun, namun tak perlu diungkap di sini. Cukup ini saja, siswa SMA berprestasi I tk. Kab. Bogor, Juara I baca Puisi siswa SMP tk. Kab. Bogor, Juara 2 Lomba Presenter Bahasa Sunda tk. Mahasiswa se-Bandung, dll.

Kini, seorang Aldika tengah memersiapkan dirinya untuk bisa mewujudkan mimpi kecilnya, menjadi seorang pembaca berita. Mungkinkah? “Tak pernah ada yang tak mungkin,” itulah yang senantiasa tertanam di benak perempuan ini. Karena tak ada yang tak mungkin, maka ketakutan dan diam adalah dua kebodohan yang tak seharusnya dilakukan.

Langkah pertama ingatlah Allah, langkah kedua ingatlah Ibu dan Bapak, langkah ketiga berkaryalah,” pesan ibuku suatu hari.

7 Komentar

  1. megayuniar said,

    17 September 2009 pada 04:55

    thank…sebuah untaian kata yang menyejukan kalbu sekaligus penyemangat hari2 yang akan datang!!!salam kenal aku mega juga anak bogor barat tepatnya kp.peteuy nama desa ku

  2. dadang said,

    17 Desember 2009 pada 02:37

    saya sangat bangga sama anda tapi saya pun pernah sekolah di sdn 1 jasinga dan smp muhammadiyah jasinga , hanya saya minta tolong andaikan anda masih tinggal di jasinga , 21th saya tidak jumpa ama saudaraku ( adik-adik) yg telah tinggal di jasinga mereka adalah wida widiyawati, gugun gunawan , iwan dan ningsih kami dulu tinggal dekat jembatan jasinga sebelahnya rumah makan sorry ortu kami winata (alm) bisakah anda menghubungi mereka bila masih ada ? makasih banyak atas bantuannya

  3. Aldika said,

    28 Desember 2009 pada 00:48

    Buat mega :
    trmksih banyak, senang rasanya jikalau karya yang tidak seberapa ini brmanfaat bagi yang membacanya. Peuteuy? Woww, dika pnah punya love story di situ tuu.. 😀

    Buat dadang :
    samping rumah makan selera ? Kanan atau kiri ?
    Di antara adik2 Anda tsb, ada yg seumuran dg saya kah (kelahiran 87)? Kalau ada, bisa saya bantu.. Trmksh

  4. 30 Desember 2009 pada 13:48

    untuk Mega: terimakasih… wahh,, urang peuteuy euy?? kampung itu cukup berkesan untuk hidup saya… >.<

    Untuk Dadang: Maaf, kang. sebelah Rumah Makan Selera kah? apakah ada di antara adik akang yang mungkin seumuran dengan saya? Kalau ada, mungkin bisa saya bantu..

  5. vardi said,

    9 Maret 2011 pada 07:08

    Salam sukses buat teh Aldika Restu Pramuli.

    by. VB from Kota Industry Compor (Cimaok) ^_^

  6. vardi said,

    9 Maret 2011 pada 07:11

    kalo ada info menarik tentang jasinga tolong kabarin yaaa,…. heheee

    thank’s @_@

  7. 18 Desember 2012 pada 22:53

    haloo teh dika, dlu tahun 2004-2007 saya pun bersekolah di SMP2 jasinga, dan 2007 meneruskan sekolah ke SMAN 1 jasinga, dan kitapun sma-sama dilahirkan di kampung yg sama, yaitu jasinga. Semoga semangat yg teteh miliki bisa semakin membuat saya lebih semangat lg. Ohya dan di facebookpun kita berteman loh teh, hehe salam hangat untuk kluarga teteh di rumah 🙂


Tinggalkan Balasan ke vardi Batalkan balasan